Peningkatan Kembali Kesadaran Terhadap Lingkungan Di Masyarakat Pesisir
Kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan sangat mutlak dibutuhkan. Terutama di wilayah pesisir yang merupakan wilayah yang sangat komplek, dan juga sebagian besar masih merupakan daerah tertinggal. Kesadaran masyarakat tentang pelestarian lingkungan masih rendah, tercermin dari kegiatan sehari-hari misalnya masih membuang sampah sembarangan, anggapan membakar sampah adalah cara membuang sampah yang paling praktis dan cepat, penebangan dan pengrusakan hutan tanpa penanaman kembali, pembangunan perumahan maupun perkantoran tanpa memperhitungkan resapan air ke dalam tanah, dll. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan antara lain dapat dilakukan dengan program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan penyadartahuan dan pendampingan pada masyarakat secara intensif serta melibatkan secara langsung masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan pengelolaan wilayah.
Kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan sangat mutlak dibutuhkan. Terutama di wilayah pesisir yang merupakan wilayah yang sangat komplek, dan juga sebagian besar masih merupakan daerah tertinggal. Kesadaran masyarakat tentang pelestarian lingkungan masih rendah, tercermin dari kegiatan sehari-hari misalnya masih membuang sampah sembarangan, anggapan membakar sampah adalah cara membuang sampah yang paling praktis dan cepat, penebangan dan pengrusakan hutan tanpa penanaman kembali, pembangunan perumahan maupun perkantoran tanpa memperhitungkan resapan air ke dalam tanah, dll. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan antara lain dapat dilakukan dengan program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan penyadartahuan dan pendampingan pada masyarakat secara intensif serta melibatkan secara langsung masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan pengelolaan wilayah.
Tak beres dikelola di darat, banyak sampah plastik akhirnya meluncur ke lautan. Sampah-sampah ini tentu saja membahayakan hewan laut dan ekosistem secara keseluruhan.
Sudah banyak kejadian hewan laut yang celaka karena sampah plastik. Penanganan secara menyeluruh diperlukan agar jumlah sampah dapat ditekan. Terkait kejadian itu, berikut fakta sampah plastik di laut yang dihimpun DBS dari berbagai sumber:
1. Ada 150 Juta Ton Sampah di Lautan
Pada 2016 lalu, World Economic Forum melangsir fakta sampah plastik di laut. Saat ini, ada lebih dari 150 juta ton plastik di perairan bumi. Jumlah itu bertambah 8 juta ton lagi setiap tahunnya. Bayangkan, ketika plastik yang lalu belum habis terurai, sudah datang lagi sampah baru.
2. Sampah Plastik Membunuh Biota Laut
Ini fakta sampah plastik di laut. Sampah itu butuh waktu ratusan tahun sebelum terurai sempurna. Dalam prosesnya sampah hancur menjadi partikel-partikel kecil, menyebar di seantero perairan dan tanpa sadar dikonsumsi oleh hewan-hewan di lautan.
Sampah-sampah itu terus membunuh makhluk hidup di lautan. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Sekretariat Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (United Nations Convention On Biological Diversity) pada 2016, sampah di lautan telah membahayakan lebih dari 800 spesies.
3. Sampah Plastik Berbahaya Bagi Manusia
Fakta sampah plastik di laut berikutnya adalah, partikel-partikel sampah plastik (mikro plastik) tidak hanya memberikan dampak buruk bagi biota laut saja. Dalam jangka panjang, manusia juga akan terkena dampaknya. Hal itu terjadi karena manusia mengonsumsi ikan dan produk-produk dari laut. Ikan/hewan laut yang sudah menelan mikro plastik akan menyerap racunnya. Racun ini lalu berpindah ke manusia yang memakannya.
4. Indonesia Menyumbang Sampah Laut Terbanyak Setelah China.
Ini adalah fakta sampah plastik di laut membuat prihatin. Grup Penelitian Jambeck mengeluarkan hasil riset mereka soal yang fakta sampah plastik di laut dalam jurnal berjudul Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean.
Salah satu solusi yang di berikan untuk penanganan sampah tersebut ialah bank samah di mana masyarakat akan menukarkan sampah mereka dengan uang. Hal yang pertama di lakukan adalah mendaftrkan diri ke bank sampah dan anda akan menjadi nasabah kemudian anda akan di berikan buku tabungan yang selanjutnya buku itu aakan di pergunakan ketika anda akan menjual sampah yang sudah anda gunakan. Sampah yang di terimah seperti sampah plastik botol bekas baskom pecah karton besi dan bebe sampah lainnya. Dan selain itu solusi untuk mengurangi sampah plastik ialah pembuatan ecobric dimana botol akan di isi dengan sampah plastik sisah bungkusan makanan kemudian di padatakan hingga memenuhi botol lalu botol botol tersebut dapat di susun dan di buat beberapa kerajinan seperti meja atau kursi
eksploitasi sumberdaya alam, investasi,orientasi pengembangan
teknologi Perikanan
Prinsip dasar pembangunan
berkelanjutan yang diterima World Commission on Environment dan
Development (1987), yang menyatakan bahwa generasi sekarang harus memenuhi
kebutuhannya tanpa mengorbankan kemanpuan generasi-generasi yang akan datang
dalam memenuhi kebutuhan mereka
masing-masing telah diterima secara luas. Pembangunan yang berkelanjutan mengandung dua
konsep yang amat penting yaitu (Luhulima, 1998).
1.
Konsep kebutuhan terutama kebutuhan dasar orang-orang miskin yang harus
mendapat prioritas utama.
2.
Ide batasan yang dipaksakan oleh tingkat perkembangan teknologi dan organisasi
sosial atas kemanpuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan masa kini dan masa
depan.
Jadi
intinya pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses.
Dalam proses itu eksploitasi
sumberdaya alam, tujuan investasi, orientasi pengembangan teknologi dan
perubahan institusional semuanya harus berkembang
secara serasi dan memperbesar potensi
masa kini dan masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.
Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa wilayah pesisir Indonesia yang
panjangnya mencapai 95.181 km, dengan luas laut teritorialnya kurang lebih 3,1
juta Km2, Zona Economic Exclusif Indonesia (ZEEI) seluas 2,7 Km2, memiliki
potensi sumberdaya hayati, non hayati maupun jasa lingkungan lainnya yang belum
tergali secara optimal dalam mendukung pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Di
Indonesia tercatat keragaman hayati laut yang tinggi. Ditemukan sekitar 2500
species ikan, 253 jenis dari jumlah tersebut termasuk jenis ikan hias, dan 132
jenis ikan yang bernilai ekonomi.
Terdapat kurang lebih 354 jenis ikan karang,14.000 jenis terumbu karang dengan
luas lebih kurang 60.000km2, terdapat berbagai jenis lamun dan 38 jenis
mangrove (Dewan Maritim Indonesia, 2006).
Untuk
mendukung pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan maka mutlak diperlukan IPTEK,
yang harus pula didukung oleh riset yang sistematis dan berkelanjutan.
Pembangunan kelautan sekarang ini antara lain mencakup:
1. Capture Fisheries and Aquaculture
2. Marine Biotechnology
3. Non-Living Resources 7
4. Marine Transportation
5. Sea Territory
6. Small Island Development
Pengembangan riset dan
pengembangan Iptek tersebut diharapkan menjawab dan mengatasi masalah nasional
dalam bidang;
1.
Kecukupan Pangan
2.
Kecukupan Obat dan Teknologi Kesehatan
3.
Sumber Energi Alternatif
4.
Transportasi
5.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
6.
Teknologi Keamanan dan Pertahanan
Riset
dibidang industri bioteknologi kelautan
telah ditemukan beberapa hal antara lain (Dahuri 2006):
1. Pembuatan obat tidur
dan obat penenang dari kuda laut.
2. Pembuatan garam yang
99% murni untuk cairan infus.
3. Tempurung kura-kura
untuk obat luka dan tetanus.
4. Hati ikan buntal
untuk obat tetrodotoxin, guna memperbaiki saraf otak yang rusak.
5. Chitosan dari kulit
kepiting dan udang untuk obat anti kolesterol.
6. Chitin dari kulit kepiting dan
udang dibuat serat untuk campuran material pembuat kaos/pakaian yang
berkualitas lebih halus, lebih dingin, serta tidak rusak bila disetrika.
7. Kerang ditumbuk
untuk obat maag.
8. Telur ayam dari ayam yang diberi
pakan rumput laut (ocean bio-eggs), lebih sehat serta lebih bernutrisi.
9. Ular laut diambil
serbuknya untuk meningkatkan daya ingat.
10. Bakteri laut untuk
campuran deterjen.
11.Vitamin Omega-3 dari ikan untuk
meningkatkan kecerdasan dan menghindari berbagai penyakit yang berhubungan
dengan cholesterol.
Disadari
bahwa pemanfaatan sumberdaya kelautan sekarang ini lebih banyak terkonsentrasi
di wilayah pesisir dan perairan laut dangkal, maka pengembangan Iptek dalam
rangka pengembangan laut dalam sangat dibutuhkan dalam rangka pemanfaatan
berbagai sumberdaya kelautan di perairan laut dalam.
Dibidang
perikanan tangkap iptek sangat penting dalam menjaga keberlanjutan sumberdaya
perikanan. Pemanfaatan teknologi light
fishning yang banyak beroperasi di
wilayah laut Indonesia mendorong diperlukannya riset yang menyangkut masalah
intensitas cahaya yang digunakan untuk menarik perhatian ikan-ikan yang layak
tangkap, dan intensitas optimum yang digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan
tertentu.
eksploitasi sumberdaya alam, investasi,orientasi pengembangan teknologi Perikanan
HIMASEI UNHAS
November 04, 2019
“Pro-Kontra Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Klinik Iptek Mina Bisnis”
Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan terbesar
di Dunia, Indonesia dikarunia sumberdaya kelautan dan keanekaragaman hayati
yang besar. Indonesia memiliki 17.499 buah pulau dengan panjang garis pantai
membentang 80.791 km dan luas lautnya mencapai 3,25 juta km2.
Selain itu,
pembangunan kelautan dan perikanan masih juga menyisakan permasalahan pokok,
seperti overfishing, kerusakan
lingkungan, pencemaran dan kemiskinan di sebagian besar wilayah nelayan. Bahkan
Indonesia juga menjadi salah penyumbang
sampah plastik terbesar di dunia. Kemiskinan pada dasarnya dipicu karena tidak
dimilikinya aset produksi dan lemahnya kemampuan produktivitas. Karena itu,
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berdasarkan SK Kepala Balai Besar
Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan da Perikanan (BBPSEKP) Nomor
12.1/BALITBANGKP/RS.210/I/2012 melaksanakan program peningkatan kehidupan
nelayan dengan membentuk Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) dalam rangka
pemberdayaan masyarakat nelayan dan Desa Weru di Kabupaten Lamongan ini
ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan KIMBis.
Pemberdayaan masyarakat nelayan ini
untuk meminimalisirkan kemiskinan atau ketertinggalan masyarakat nelayan yang
disebabkan oleh tiga hal, yaitu :
1. Kemiskinan struktural
2. Kemiskinan super
struktural
3. Kemiskinan cultural
Klinik IPTEK Mina Bisnis
dibentuk yang bertujuan untuk :
1) Mendorong tumbuhnya entrepreneurship di dalam masyarakat
nelayan/pesisir sehingga mampu memperbaiki kehidupan ekonomi masyarakat.
2) Mempercepat proses
diseminasi, difusi dan adopsi tekonologi kelautan dan perikanan dan umpan balik
dari masyarakat untuk memperbaiki teknologi yang diintroduksi.
KIMBis dibangun sebagai
wadah pembinaan dan pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat nelayan berbasis
IPTEK melalui pendekatan technopreneurship
berstandar pada potensi sumberdaya di lingkungannya.
Pro Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) di Desa Weru Kabupaten
Lamongan
· Melalui KIMBis ini diharapkan mampu mendorong perkembangan
ekonomi di wilayah pesisir yang berbasis IPTEK
· KIMBis juga dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi
kepentingan atau kebutuhan antara sumber teknologi dengan pengguna untuk
mendapatkan umpan balik
Kontra Klinik IPTEK Mina
Bisnis (KIMBis) di Desa Weru Kabupaten Lamongan
· Dengan adanya KIMBis dapat membuat masyarakat yang menjadi
manja, yang selalu ingin disuap tanpa ada usaha untuk mencapai kesejahteraannya
sendiri.
·
Dengan adanya KIMBis ini juga dapat membuat budaya-budaya
yang ada di masyarakat pesisir menjadi pudar karena masuknya
teknologi-teknologi di masyarakat pesisir
Dengan
beroperasinya KIMBis di Desa Weru Kabupaten Lamongan sejauh ini belum maksimal
hanya sebatas pelatihan untuk masyarakat. Tapi dengan adanya KIMBis ini sudah
jauh lebih baik karena dapat membuat masyarakat pesisir mampu mengembangkan
potensi-potensi sumber daya laut dalam mengolah, membudidaya dan memasarkan
sumberdaya hayati lautnya. Poin terpenting yang perlu pemerintah lakukan, yaitu bagaimana agar masyarakat
pesisir tertarik mengkuti KIMBis ini. Seperti, setelah mengikuti KIMBis ini mereka diberi modal untuk memulai
membuat usaha.
BY : KELOMPOK 1
“Pro-Kontra Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Klinik Iptek Mina Bisnis” (Kabupaten Lamongan dan Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan)
HIMASEI UNHAS
November 03, 2019
“Pro-Kontra
Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Klinik Iptek Mina Bisnis”
(Kabupaten
Lamongan dan Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan)
Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan
terbesar di Dunia. Indonesia dikaruniai
sumber daya kelautan dan keanekaragaman hayati yang besar. Berdasarkan data
Kelautan Perikanan dalam angka (2013, h.76) Indonesia memiliki 17.499 buah
pulau dengan panjang garis pantai membentang 80.791 km dan luas lautnya
mencapai 3,25 juta km². Di samping itu, dikutip dari situs Kementerian Kelautan
dan Perikanan potensi tangkap perairan laut Indonesia
diperkirakan 7,3 juta ton/tahun yang secara ekonomi ditaksir 1,2 triliun dolar
AS, atau setara 10 kali lipat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di
tahun 2012. Karenanya, melalui pendapat mengarah bahwa keberadaan potensi
kelautan yang besar itu semestinya dapat dijadikan alasan pertimbangan
beralihnya paradigma pemba-ngunan
nasional dari daratan (land based orientation) ke maritim (ocean
based orientation).
Uraian di atas, memberi arahan bahwanya perlu
ada upaya lebih nyata dari pemerintah untuk mengoptimalkan potensi sumber daya
kelautan dan fokus menyelesaikan masalah pokok dalam kemiskinan nelayan. Karena
itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berdasarkan SK Kepala Balai Besar
Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) Nomor
12.1/BALITBANGKP/ RS.210/I/2012 melaksanakan program pening-katan kehidupan
nelayan dengan membentuk Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) dalam rangka
pemberdayaan masyarakat nelayan.
Masyarakat
kelautan perikanan di Kabupaten Lamongan tidak lepas dari kebutuhan teknologi
dan inovasi untuk usahanya, yang juga perlu diiringi dengan pendekatan kepada
pelaku (nelayan, pembudidaya, dan petambak garam) agar teknologi inovasi itu
dapat diterima oleh masyarakat. Dibentuknya KIMBis di kawasan pesisir/nelayan
diperlukan karena disamping kebutuhan masyarakat semakin berkembang yang
bersamaan dengan itu kapasitas untuk memanfaatkan potensi lingkungannya masih
terbatas, juga kompleksitas masalah yang dihadapi masyarakat nelayan semakin
rumit, padahal mereka belum mampu menyelesaikan masalah tersebut secara
mandiri.
Pemberdayaan
masyarakat nelayan yang digunakan untuk meminimalisirkan kemiskinan atau
ketertinggalan masyarakat nelayan yang disebabkan oleh tiga hal, yaitu:
1. Kemiskinan
struktural
2. Kemiskinan
super struktural
3. Kemiskinan
cultural
Adapun
Klinik IPTEK Mina Bisnis dibentuk dengan tujuan untuk :
1. Mendorong
tumbuhnya entrepreneurship di dalam
masyarakat nelayan/pesisir sehingga mampu memperbaiki kehidupan ekonomi
masyarakat.
2. Mempercepat
proses diseminasi, difusi dan adopsi tekonologi kelautan dan perikanan dan
umpan balik dari masyarakat untuk memperbaiki teknologi yang diintroduksi.
KIMBis
inilah yang akan membantu ekonomi masyarakat dan sebagai wadah pembinaan serta
pengembangan kegiatan ekonomi yang berbasis IPTEK melalui pendekatan technopreneurship berstandar pada
potensi sumberdaya di lingkungannya.
Namun ada beberapa
Pro dalam Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) di Desa Weru Kabupaten Lamongan
1. Melalui
KIMBis ini diharapkan mampu mendorong perkembangan ekonomi masyarkat di wilayah
pesisir yang berbasis IPTEK
2. KIMBis
juga dapat dimanfaatkan sebagai fasilitasi kepentingan atau kebutuhan antara
sumber teknologi dengan pengguna untuk mendapatkan umpan balik
Sedangkan Kontra
terhadap Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) di Desa Weru Kabupaten Lamongan
1. Dengan
adanya KIMBis ini juga dapat membuat budaya-budaya yang ada di masyarakat
pesisir menjadi pudar karena masuknya teknologi-teknologi di masyarakat
pesisir. Namun hal tersebut tergantung pribadi masyarakat menanggapi budayanya
yang pudar, karena budaya ada pada diri mereka.
2. Dengan
adanya KIMBis dapat membuat masyarakat menjadi malas, karena menurut mereka adanya
KIMBis membuang-buang waktu kerja mereka, padahal KIMBis ini merupakan patner
usaha merekea
Dengan beroperasinya KIMBis di Desa Weru
Kabupaten Lamongan sampai saat ini belum bisa maksimal hanya sebatas pelatihan
untuk masyarakat. Tapi dengan adanya KIMBis ini sudah jauh lebih baik karena
dapat membuat masyarakat pesisir mampu mengembangkan potensi-potensi sumber
daya laut nelayan, pembudidaya, dan petambak garam.
Notulen :KELOMPOK 1
Pro-Kontra Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Klinik Iptek Mina Bisnis” (Kabupaten Lamongan dan Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
HIMASEI UNHAS
November 01, 2019