-->

HIMASEI UNHAS

Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan adalah salah satu lembaga kemahasiswaan yang berada dalam lingkup Himpunan Mahasiswa Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Keluatdan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Himasei Unhas berdiri pada tanggal 23 April 2000.

Tuesday, March 15, 2022

TUNTUTAN PEREMPUAN

 


“TUNTUTAN PEREMPUAN”
Oleh Adellah Masnur

Perempuan selalu terpandang rendah dikalangan masyarakat, selalu banyak tuntutan – tuntutan yang diberikan perempuan. Perempuan harus selalu patuh, perempuan harus feminim, perempuan tidak boleh ini perempuan tidak boleh itu. Bahkan ketika ada bentuk pelecehan seksual, banyak masyarakat yang menyalahkan pihak perempuannya, karena bajunya kurang tertutup, sering keluar malam, sering bergaul dengan laki – laki dan masih banyak alasan yang tidak masuk akal lainnya. Bahkan tidak sedikit yang sesama wanita berpikiran seperti itu, bukannya Women Support Women, malah menjatuhkan mental sesama perempuan.

Ketidakadilan gender itu sering terjadi, bukan pada zaman penjajahan saja bahkan zaman sekarang juga masih banyak, perempuan-perempuan yang terus terpasung dalam aturan, hak kebebasannya direnggutpaksa. Dan perempuan selalu hidup dalam ketakutan, sulit untuk melawan karena takut serangan omong kosong    publik,  hanya sedikit yang membela, melawanpun terasa percuma, tidak ada yang percaya karena kurangnya bukti, tidak ada saksi, bahkan mirisnya ada yang sampai terpenjara karena perlawanannya.

Penulisan yang bersifat deskriptif umumnya tidak membedakan antara “perempuan” dan “gender.” Kedua kata ini sering karena sejarawan pemakainya tidak mengikuti perdebatan teoretis yang mendahuluinya digunakan secara bersama-sama dan dipertukarkan satu dengan yang lain. Akibatnya, “perempuan” sebagai kategori dan sebagai kata sifat (seperti “pekerjaan perempuan,” “sifat perempuan,” “organisasi perempuan”) dilihat sebagai suatu hal yang statis dan ahistoris. Dan karenanya meski kajian ini sudah memberikan kontribusi yang berharga dengan memberikan gambaran rinci dari obyek yang dikajinya, namun tidak dipahami bagaimana kategori-kategori ini (misal dalam relasinya dengan “pekerjaan laki-laki,” “sifat laki-laki,” atau “organisasi laki-laki”) digunakan, dikonstruksikan, dan berubah-ubah. “Sejarah Perempuan” dalam kajian semacam ini hanyalah menjadi satu sub-bidang kajian baru tanpa memiliki kekuatan analitis yang dapat membongkar paradigma-paradigma dalam penulisan sejarah. Dan dalam kerangka semacam ini, terbuka kemungkinan kategori-kategori yang dibangun akan terus direproduksi tanpa sikap kritis.

Sesama perempuan haruslah saling mendukung, saling membela, saling merangkul melawan setiap penindasan, berpegangan tangan menghadapi ketidakadilan, menguatkan satu sama lain. Perempuan itu istimewa, kita bisa, kita mampu, kita sanggup melawan yang salah dan membela pembenaran.

Referensi : Pradadimara, Dias (2019). Perempuan Dan Perspektif Gender Dalam Penulisan Sejarah Indonesia”.: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Budaya, Vol. 14, No. 1, (6).

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Post a Comment

Periode 2022

Start Work With Me

Contact Us

JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia

Powered by Blogger.

Search This Blog

Random Posts