-->

HIMASEI UNHAS

Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan adalah salah satu lembaga kemahasiswaan yang berada dalam lingkup Himpunan Mahasiswa Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Keluatdan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Himasei Unhas berdiri pada tanggal 23 April 2000.

Friday, November 1, 2019

Pro-Kontra Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Klinik Iptek Mina Bisnis” (Kabupaten Lamongan dan Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan


“Pro-Kontra Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Melalui Klinik Iptek Mina Bisnis”
(Kabupaten Lamongan dan Desa Weru Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan)


Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan terbesar di Dunia. Indonesia dikaruniai sumber daya kelautan dan keanekaragaman hayati yang besar. Berdasarkan data Kelautan Perikanan dalam angka (2013, h.76) Indonesia memiliki 17.499 buah pulau dengan panjang garis pantai membentang 80.791 km dan luas lautnya mencapai 3,25 juta km². Di samping itu, dikutip dari situs Kementerian Kelautan dan Perikanan potensi tangkap perairan laut Indonesia diperkirakan 7,3 juta ton/tahun yang secara ekonomi ditaksir 1,2 triliun dolar AS, atau setara 10 kali lipat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tahun 2012. Karenanya, melalui pendapat mengarah bahwa keberadaan potensi kelautan yang besar itu semestinya dapat dijadikan alasan pertimbangan beralihnya paradigma pemba-ngunan nasional dari daratan (land based orientation) ke maritim (ocean based orientation).

Uraian di atas, memberi arahan bahwanya perlu ada upaya lebih nyata dari pemerintah untuk mengoptimalkan potensi sumber daya kelautan dan fokus menyelesaikan masalah pokok dalam kemiskinan nelayan. Karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berdasarkan SK Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) Nomor 12.1/BALITBANGKP/ RS.210/I/2012 melaksanakan program pening-katan kehidupan nelayan dengan membentuk Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) dalam rangka pemberdayaan masyarakat nelayan.

Masyarakat kelautan perikanan di Kabupaten Lamongan tidak lepas dari kebutuhan teknologi dan inovasi untuk usahanya, yang juga perlu diiringi dengan pendekatan kepada pelaku (nelayan, pembudidaya, dan petambak garam) agar teknologi inovasi itu dapat diterima oleh masyarakat. Dibentuknya KIMBis di kawasan pesisir/nelayan diperlukan karena disamping kebutuhan masyarakat semakin berkembang yang bersamaan dengan itu kapasitas untuk memanfaatkan potensi lingkungannya masih terbatas, juga kompleksitas masalah yang dihadapi masyarakat nelayan semakin rumit, padahal mereka belum mampu menyelesaikan masalah tersebut secara mandiri.

Pemberdayaan masyarakat nelayan yang digunakan untuk meminimalisirkan kemiskinan atau ketertinggalan masyarakat nelayan yang disebabkan oleh tiga hal, yaitu:
1.   Kemiskinan struktural
2.   Kemiskinan super struktural
3.   Kemiskinan cultural

Adapun Klinik IPTEK Mina Bisnis dibentuk dengan tujuan untuk :
1.  Mendorong tumbuhnya entrepreneurship di dalam masyarakat nelayan/pesisir sehingga  mampu memperbaiki kehidupan ekonomi masyarakat.
2.  Mempercepat proses diseminasi, difusi dan adopsi tekonologi kelautan dan perikanan dan umpan balik dari masyarakat untuk memperbaiki teknologi yang diintroduksi.

KIMBis inilah yang akan membantu ekonomi masyarakat dan sebagai wadah pembinaan serta pengembangan kegiatan ekonomi yang berbasis IPTEK melalui pendekatan technopreneurship berstandar pada potensi sumberdaya di lingkungannya.

Namun ada beberapa Pro dalam Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) di Desa Weru Kabupaten Lamongan
1.      Melalui KIMBis ini diharapkan mampu mendorong perkembangan ekonomi masyarkat di wilayah pesisir yang berbasis IPTEK
2.    KIMBis juga dapat dimanfaatkan sebagai fasilitasi kepentingan atau kebutuhan antara sumber teknologi dengan pengguna untuk mendapatkan umpan balik

Sedangkan Kontra terhadap Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) di Desa Weru Kabupaten Lamongan
1. Dengan adanya KIMBis ini juga dapat membuat budaya-budaya yang ada di masyarakat pesisir menjadi pudar karena masuknya teknologi-teknologi di masyarakat pesisir. Namun hal tersebut tergantung pribadi masyarakat menanggapi budayanya yang pudar, karena budaya ada pada diri mereka.
2.    Dengan adanya KIMBis dapat membuat masyarakat  menjadi malas, karena menurut mereka adanya KIMBis membuang-buang waktu kerja mereka, padahal KIMBis ini merupakan patner usaha merekea

Dengan beroperasinya KIMBis di Desa Weru Kabupaten Lamongan sampai saat ini belum bisa maksimal hanya sebatas pelatihan untuk masyarakat. Tapi dengan adanya KIMBis ini sudah jauh lebih baik karena dapat membuat masyarakat pesisir mampu mengembangkan potensi-potensi sumber daya laut nelayan, pembudidaya, dan petambak garam.



Notulen :KELOMPOK 1


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Post a Comment

Periode 2022

Start Work With Me

Contact Us

JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia

Powered by Blogger.

Search This Blog

Random Posts