-->

HIMASEI UNHAS

Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan adalah salah satu lembaga kemahasiswaan yang berada dalam lingkup Himpunan Mahasiswa Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Keluatdan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Himasei Unhas berdiri pada tanggal 23 April 2000.

Tuesday, July 30, 2019

Sistem Bagi Hasil Nelayan Punggawa-Sawi,Adilkah?

Sistem Bagi Hasil Nelayan Punggawa-Sawi,Adilkah?


Dalam susunan ekonomi masyarakat nelayan diketahui adanya Punggawa dan Sawi. Punggawa ialah pemilik modal dan Sawi merupakan peminjam atau pekerja (buruh) atau dalam perundang-undangan dikenal sebagai nelayan kecil. Pemilik modal berhak membeli hasil tangkapan Sawi yang diberi modal. Dan Sawi berkewajiban menjual hasil tangkapannya kepada Punggawa yang memodalinya. Kewajiban ini merupakan ketentuan yang harus dilakukan oleh keduanya. Modal yang diberikan oleh Punggawa tidak terbatas pada modal materi berupa uang, namun juga kepada peralatan seperti kapal, jaring, pukat dan lain sebagainya. Dan hal ini lah yang mendasari bagaimana pro-kontra sistem Punggawa Sawi dalam kehidupan masyarakat nelayan.

Hubungan antara Punggawa-Sawi bukan hanya sekedar layaknya bos dan anak buah, tetapi terjadi hubungan kekeluargaan yang erat. Saat Sawi pergi melaut dengan peralatan dan modal dari Punggawa, keluarga Sawi dititipkan pada sang Punggawa. Misalnya saat anak Sawi sakit dan butuh uang, Punggawa akan memberiman pinjaman kepada istri Sawi. Begitu pula sebaliknya, jika ada yang berani mengganggu sang Punggawa maka para Sawi siap pasang badan untuk membela dan melindungi sang Punggawa. Sistem Punggawa-Sawi juga menggantikan program-program pemerintah yang hanya bertahan beberapa saat. Setelah masa program tersebut habis, maka saat itu juga Sawi akan kembali kepada Punggawanya. Peran pemerintah disini sangat dibutuhkan dalam pengembangan taraf hidup nelayan, misalnya untuk pemberian modal, penyediaan alat tangkap dan lainnya.

Namun disisi lain, hubungan antara Punggawa-Sawi dapat dikategorikan sebagai hubungan yang tidak seimbang atau tidak adil dalam kondisi perolehan. Hubungan kekerabatan ini lebih banyak terjadi dengan tetap menggunakan norma sosial adalah pada tingkat lokal seperti pedesaan. Hubungan antara superior dan sejumlah inferior didasari oleh pertukaran pelayanan (service) yang tidak seimbang. Malah dikatakan bahwa besarnya nilai pertukaran antara Punggawa dan Sawi lebih banyak disandarkan oleh besarnya perhatian atau pemberian yang terjadi. Misalnya, musim penangkapan ikan yang tidak berlangsung secara terus-menerus. Ada masa-masa dimana kegiatan penangkapan ikan tidak mudah dilakukan seperti masa ombak besar atau stok ikan di laut berkurang. Situasi ini malah semakin menggantungkan hidup mereka kepada Punggawa. Karena apabila mereka tidak melaut, maka pendapatanpun akan terganggu. Satu-satunya jalan yang dilakukannya yaitu mengutang kepada Punggawa, termasuk bila ada kebutuhan yang mendesak. Kemudian, utang yang ada bukan hanya sekedar utang materi tetapi utang budi karena disaat tak ada lagi tempat berharap bantuan, sang Punggawalah yang membantu.

Maka dari itu, perlu dilakukan suatu inovasi baru demi menjaga kesejahteraan serta hubungan yang saling menguntungkan antara Punggawa dan Sawinya. Sistem yang dimaksud yaitu dengan mengadakan suatu kesepakatan bersama mengenai sistem perolehan. Contohnya, memberikan suatu ketetapan gaji baik musim paceklik dan non peceklik. Bentuk hubungan ini menguntungkan kedua belah pihak, Punggawa mempunyai buruh yang dapat menjalankan usahanya dan layanan sosial lainnya, sedangkan Sawi mempunyai jaminan hidup atau sumber pendapatan di dalam hidupnya. Dengan jumlah Sawi yang banyak akan meningkatkan status sosial Punggawa demikian juga dengan kelompok etnisnya. Jika Punggawa ingin lebih jauh meningkatkan jumlah Sawi dan tingkat loyalitas, maka Punggawa harus berperan sebagai “Punggawa yang dapat dicontoh atau dijadikan panutan” dengan cara meningkatkan keyakinan sawinya dalam hal jaminan hidup; dan jika hal ini tidak dapat dipenuhi atau dipertahankan, maka Sawi tersebut akan dengan mudah meninggalkan Punggawa. Hal ini bukan sesuatu yang mudah dilakukan akibat makin banyaknya jenis pilihan perolehan sumber hidup; terjadinya persaingan antar Punggawa; dan masuknya investor luar yang seringkali menitipkan investasinya kepada Punggawa.








 


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

1 comments:

Periode 2022

Start Work With Me

Contact Us

JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia

Powered by Blogger.

Search This Blog

Random Posts