-->

HIMASEI UNHAS

Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan adalah salah satu lembaga kemahasiswaan yang berada dalam lingkup Himpunan Mahasiswa Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Keluatdan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Himasei Unhas berdiri pada tanggal 23 April 2000.

Friday, August 17, 2018

Peran Pemuda dalam Mewujudkan Kemerdekaan Sekali lagi di Zaman Milenial
Peran Pemuda dalam Mewujudkan Kemerdekaan Sekali lagi di Zaman Milenial


              Merdeka merupakan situasi ketika kita tidak terikat lagi dan memiliki hak sepenuhnya dalam menjalankan kehidupan. Secara umum merdeka berkaitan erat dengan kemerdekaan bangsa dan negara dalam menjalankan roda pemerintahan serta lepas dan bebas dari pengaruh bangsa lain.  Untuk menjadikan suatu negara merdeka bukanlah persoalan yang mudah bahkan negara Indonesia harus merasakan beringasnya penjajahan selama kurang lebih 350 tahun. Suara ledakan, tembakan dan jeritan isak tangis mewarnai hari-hari perjalanan perjuangan bangsa ini. Bukankah bangsa ini memiliki negeri yang sejahtera, tapi kenapa kita seolah melarat di negeri sendiri.  
Sejarah perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia 73 tahun silam merupakan hadiah dari para pahlawan Indonesia yang telah berani berjuang di barisan terdepan untuk memperjuangkan keberadaan bumi pertiwi dengan tekad dan jiwa nasionalis yang membara. Kemerdekaan menjadi saksi perjuangan dan kenangan dari para pejuang yang harus tewas di medan pertempuran. Tapi tahukah kita bahwa para pahlawan negeri ini banyak yang lahir dari pemuda-pemuda yang memiliki jiwa patriotisme. Pemuda di zaman penjajahan memiliki semangat perjuangan yang tinggi untuk mengusir para penjajah dari Indonesia. Semangat mereka lahir karena adanya dorongan dan dukungan seluruh pihak untuk bersatu mewujudkan kemerdekaan. Semua ini tidak terlepas dari jasa para pemuda yang bahkan dituangkan melalui Kongres pemuda yaitu pada tanggal 28 Oktober 1928 di Batavia atau kini dikenal sebagai Jakarta. Tanggal tersebut kini dimaknai dan diperingati sebagai sumpah pemuda yang berbunyi:
Pertama : Kami Poetra Poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia
Kedua : Kami Poetra Poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
Ketiga : Kami Poetra Poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia
            Seperti itulah bunyi sumpah pemuda yang dikumandangkan para pemuda Indonesia pada masa memperjuangkan kemerdekaan. Melihat sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya kaum pemuda pada masa itu mirislah negeri Indonesia kini, karena jiwa-jiwa patriotisme yang mulai luntur. Begitu kontras pemuda di zaman terdahulu dengan pemuda di zaman sekarang, semua itu nampak dari sifat dan karakter nasionalis yang sudah mulai jarang ditemukan di zaman milenial seperti sekarang ini.
            Para pemuda perlu meningkatkan sikap simpati dan empati terhadap sesama manusia agar dapat tumbuh kepedulian dan rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Meskipun zaman telah berbeda namun peran pemuda tetap menjadi sangat penting untuk membangun bangsa dan negara ini. Apa bedanya pemuda zaman penjajahan dan zaman milenial? Mereka tetap sama yaitu rakyat pribumi Indonesia hanya saja situasi yang dihadapi berbeda.  Pemuda Indonesia tetaplah yang berjiwa patriotisme dan memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap tanah air ibu pertiwi. Hanya saja segelintir pemuda merusak citra yang telah disematkan tersebut sehingga membangun paradigma di kalangan masyarakat dan pemerintah bahwa pemuda-pemuda Indonesia tidak memiliki apa-apa yang bisa dibanggakan.
            Miris dan sangat menyayat hati ketika perjuangan pemuda Indonesia tidak begitu dihargai, inilah salah satu penyebab mengapa ada perbedaan karakter pemuda zaman penjajahan dan pemuda zaman milenial. Akan tetapi ini bukanlah ajang untuk saling menyalahkan. Pemuda dan seluruh masyarakat serta pemerintah mempunyai peran yang sama dalam memajukan bangsa ini. Pemuda yang berwawasan dan memiliki bakat sudah menjadi kewajiban untuk menunjukkan yang terbaik demi ibu pertiwi kita. Seperti yang pernah dikatakan Bapak Proklamator Ir. Soekarno dalam pidatonya “Jangan tanya apa yang negara berikan padamu, namun tanyakan apa yang bisa kamu berikan untuk negara”.
            Kalimat tersebut nyatanya dapat menjadi pertanyaan sekaligus jawaban dari permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini ialah bangsa itu sendiri. Peran pemuda dan seluruh elemen bangsa perlu dipupuk dan diperkuat dengan adanya gerakan yang seirama. Kita terlahir di negeri yang hampir sekarat serta merayakan kemerdekaan di hari yang sama. Bukankah tujuan seluruh bangsa Indonesia juga mesti sama. Hal inilah yang perlu kembali direnungkan bahwa tujuan bangsa kita sudah jelas tercantum dalam lima sila Pancasila.
            Dukungan dan kepercayaan menjadi poin penting sebagai wujud kontribusi nyata pemuda untuk Indonesia. Pemuda yang memperoleh ilmu pengetahuan dari bangku pendidikan sudah selayaknya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pemuda sebagai salah satu agen perubahan mempunyai tugas besar dan mulia dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia secara merata. Kekayaan bukanlah tolak ukur bangsa dikatakan sejahtera. Namun bangsa yang sejahtera ialah bangsa yang cerdas, bermartabat dan memiliki budi pekerti yang luhur. Ketika semua itu telah diperoleh bukan tidak mungkin bangsa ini akan kembali menunjukkan taringnya di mata dunia. Orang besar tidaklah selalu lahir dari keturunan orang-orang hebat namun bisa saja lahir dari orang biasa yang punya harapan dan cita-cita yang luar biasa.
Makassar, 14 Agustus 2018
           


Nurlatifah Amu 
Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan 2016


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Post a Comment

Periode 2022

Start Work With Me

Contact Us

JOHN DOE
+123-456-789
Melbourne, Australia

Powered by Blogger.

Search This Blog

Random Posts