Silaturahmi Mahasiswa SEP Unhas dengan Pasandeq
Di atas laut biru, di bawah matahari pagi, perahu bercadik berbaris rapi. Perahu bercadik itu berukuran kecil, berwarna putih anggun bagai angsa. Di tengah perahu sebatang bambu kokoh berdiri, disekitarnya banyak tali terikat kuat dan dengan layar masih tergulung. Itulah Sandeq, perahu tanpa mesin dari tanah Mandar, Sulawesi Barat.
Sandeq itu tengah berlabuh setelah mengikuti Perhelatan Sandeq Race 2017. Kegiatan yang diadakan mulai dari tanggal 17/8/2017 hingga 27/8/2017. Melintasi rute dari Mamuju hingga berakhir di Pantai Losari Makassar. Memulai perjalanan dari Mamuju hingga Makassar, dalam satu sandeq terdapat delapan pasandeq. Diiringi satu kapal Bodi sebagai kapal logistik.
Dahulu kala, perahu sandeq memegang peranan penting bagi mata pencaharian masyarakat mandar. Sandeq dahulu sering digunakan menangkap ikan dan berdagang. Namun sekarang, karena hadirnya perahu mesin yang lebih efisien, perlahan sandeq terpinggirkan.
Pagi itu (Minggu, 27/8/2017), Ketua Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan Unhas (HIMASEI) Muhammad Ashari bersama Hasan Walinono (2014) dan kanda Syamsuddin (2013) bersilaturahmi dengan para Pasandeq (awak kapal sandeq). Mereka berbincang ihwal perahu Sandeq yang telah berlayar ratusan kilometer selama ajang Sandeq Race 2017.
Setelah mendengar pengalaman para pasandeq saat berlomba didaerah lain dan berbincang mengenai hadiah yang akan mereka terima, akhirnya para pasandeq bersiap melakukan parade. Sempat kecewa tak dapat menyaksikan Sandeq adu kecepatan disebabkan sebagian pesisir laut Makassar telah ditimbun. Tapi parade tetap berlanjut. Tangan kekar pasandeq pun menarik tali hingga layar terkembang, perlahan, angin menerjang. Air laut terbelah dan sandeq berlaga.
