“Pengantar Filsafat Ekonomi”
Putri
Wahyu Annisa¹, Wira Satya Nusantara², Risma³
Editor: A.Nurfadilla Rosha
Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata dalam bahasa Yunani oikonomia yang terdiri dari kata oikos (rumah tangga) dan nomos (aturan). Jika dilihat dari etimologinya, ekonomi justru memiliki arti sebagai aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.
Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang komprehensif yang berusaha memahami persoalan-persoalan yang
timbul di dalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia. Dengan demikian
filsafat dibutuhkan manusia dalam upaya menjawab pertanyaanpertanyaan yang
timbul dalam berbagai lapangan kehidupan manusia, termasuk masalah kehidupan
dalam bidang pendidikan. Jawaban hasil pemikiran filsafat bersifat sistematis,
integral, menyeluruh dan mendasar.
Pada kajian filsafat terdapat 3 cabang yang menjadi kajian utamanya yakni Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi.Persoalan tentang ontologi menjadi pembahasan yang utama dalam bidang filsafat, yang membahas tentang realitas. Realitas adalah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada sesuatu kebenaran.Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor yang membahas dari isi pikiran manusia, yaitu pengetahuan. Epistemologi merupakan studi tentang pengetahuan, bagaimana mengetahui benda-benda. Aksiologi adalah bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value). Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai (nilai tindakan moral, nilai ekspresi keindahan dan nilai kehidupan sosio-politik) di dalam kehidupan manusia (Merida et al, 2016).
Menurut hasil diskusi yakni Kapitalisme adalah sebuah model ekonomi dimana perusahaan meraih keuntungan sebanyak – banyaknya dan melakukan pengeluaran sesedikit mungkin. Hal ini yang kemudian di kritik oleh tokoh terkenal Karl Marx dalam bukunya Das Kapital. Berbicara mengenai kapitalisme ada 4 pondasi proses produksi perilaku manusia yaitu :
1.
Cara produksi
2.
Hubungan produksi
3.
Model produksi
4.
Kekurangan produksi
Karl
Marx menyatakan bahwa analisis kapitalisme miliknya membuktikan bahwa
kontradiksi dari kapitalisme akan berakhir dan memberikan jalan untuk
komunisme. Karl Marx menyatakan bahwa kapitalisme akan berakhir karena sikap
yang dibuat yang terorganisasi dari kelas kerja internasional. Komunisme untuk kita bukanlah hubungan
yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan cara ideal untuk kondisi negara
pada masa ini. Hasil dari pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya
sendiri secara otomatis. Komunisme merupakan pergerakan yang akan menghilangkan
kondisi yang berada pada masa ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan
hasil dari yang anggota yang terkait yang berada dari masa ini..
Adam Smith dikenal luas
dengan teori ekonomi ‘”laissez-faire” yang mengumumkan perkumpulan di abad 18
Eropa. Smith percaya akan hak untuk mempengaruhi kemajuan ekonomi diri sendiri
dengan bebas, tanpa dikendalikan oleh perkumpulan dan/atau negara. Teori ini
sampai pada proto-industrialisasi di Eropa, dan mengubah mayoritas kawasan
Eropa menjadi daerah perdagangan bebas, membuat kemungkinan akan adanya
pengusaha. Dia juga dikenal sebagai “Bapak
Ekonomi”.
Menurut
adam smith, suatu Negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi tercermin pada
pertumbuhan output yang dihasilkan. Pertumbuhan output yang dihasilkan
bergantung pada pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, suatu Negara yang
mengalami pertumbuhan ekonomu ditandai dua faktor yang saling berkaitan yaitu, Pertumbuhan
penduduk dan Pertumbuhan output total. Pertumbuhan penduduk dianggap sebagai
faktor pasif, sedangkan pertumbuhan output dianggap sebagai penentu pertumbuhan
atau faktor aktif. Tingkat pertumbuhan yang dicapai dipengaruhi oleh tiga
komponen, yaitu :
a. Sumber-sumber
alam
b. Tenaga kerja
(pertumbuhan penduduk)
c. Jumlah
persediaan barang modal
Kesimpulan
dari hasil diskusinya yaitu bahwa Adam Smith sebagai Bapak ekonomi modern
dengan teori klasiknya memiliki pandangan-pandangan baru yang pada masanya
merupakan tahap awal revolusi industri.Pembahasannya terentang dari teori
ongkos produksi, upah, laba, sewa, serta teori pembangunan yang turut
memperhitungkan nilai pembagian kerja dan akumulasi modal. Landasan pandangan
ekonomi klasik adalah kepentingan pribadi (self-interest) dengan kemerdekan
alamiah, sehingga setiap orang dengan tepat mengetahui apa yang perlu dan
menguntungkan bagi dirinya. Bila dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran paham
sebelumnya, teori Smith cenderung lebih terpadu, konsisten, mendalam, dan
bersifat lebih umum dengan banyak membicarakan mengenai kekayaan (Dahar, 2012)
Begitu kapitalisme
berkembang, kebebasan pasar ternyata berubah sebagian besar menjadi tidak
nyata. Pasar tidak bertanya pada setiap orang dari mana datangnya uang yang
mereka bawa, dan individu-individu yang datang ke pasar membawa sejumlah uang
dan barang dagangan yang berbeda-beda. Akibatnya, mereka, di pasar, menjadi tak
setara, dan mereka yang memiliki uang banyak, menggunakan pasar sebagai alat
untuk mengeksploitasi anggota masyarakat lainnya. Jauh dari memberikan
kebebasan bagi individu, pasar justru membelenggu kita di bawah naungan
orang-orang kaya.
Karenanya, sejarah kapitalisme adalah juga sejarah upaya berjuang dalam melawan eksploitasi dan penindasan. Mencoba bangkit (berjuang) melawan kaum borju sebagai seorang individu, berarti menerima ideologi kaum borju. Artinya tunduk pada aturan mereka (layaknya menikuti aturan pasar). Dengan demikian, kita sendiri yang membuat diri kita kalah, karena tujuan pasar adalah mengembangkan kekayaan dan kekuasaan kaum borju.
Sejak
peristiwa yang menjadi titik balik perubahan dunia tersebut, banyak fondasi
ekonomi modern dan ekonomi berkembang yang dibangun, meskipun kondisi kehidupan
dan pekerjaan telah berubah secara alami selama beberapa ratus tahun
terakhir juga dapat menjumpai dampak kemajuan teknologi terhadap
ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan aktivitas ekonomi dalam beberapa dekade
terakhir. Pada dasarnya, proses menjalankan bisnis telah bergeser dalam 50
tahun terakhir, dengan bergerak menuju ekonomi digital dan era internet.
Memang, ada sebagian yang berpendapat bahwa, karena luasnya ketersediaan
informasi online, setiap asimetri informasi yang dirasakan dalam perekonomian
sebenarnya telah berkurang. Hal ini karena pembeli sekarang memiliki lebih
banyak akses ke data empiris daripada sebelumnya tentang suatu produk, sehingga
hal ini mengurangi ketidaksesuaian atau ketidakpastian informasi yang
sebelumnya terjadi di antara pembeli dan penjual.