Kajian
Terkini
“Sosial Ekonomi Nelayan Menuju New
Normal”
Kajian Terkini yang
dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan Universitas
Hasanuddin pada hari Minggu, tanggal 14 Juni 2020 mengangkat sebuah kajian
berjudul “Sosial Ekonomi Nelayan Menuju New Normal” dengan menghadirkan narasumber
yang luar biasa yakni bapak Dr.Ir.Muliawan selaku Peneliti Balai Besar Riset
Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan KKP serta bapak H.Andi Baso Mappaewa,
S.Pi selaku Sekertaris HNSI Sulawesi Selatan. Dengan moderator saudara
Irwansyah.
Materi yang disajikan oleh
bapak Dr.Ir.Muliawan selaku Peneliti Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan
Dan Perikanan KKP dimulai dari gambaran umum kondisi dan dampak covid-19
terhadap perikanan, singkatnya aktivitas melaut nelayan sampai saat ini masih
berjalan normal namun apabila sistem perdagangan terhambat dikarenakan
kebijakan “stay at home” dan PSBB/karantina memungkinkan aktivitas nelayan
terganggu dikarenakan faktor kekurangan biaya operasional. Narasumber juga
menyajikan gambaran protokol kesehatan cegah covid-19 seperti hindari pertemuan
sosial dan jaga jarak fisik minimal 1 meter, cuci tangan dengan sabun selama
minimal 20 detik, gunakan masker, semprot disinfektan pada peralatan yang
digunakan, menjaga daya tahan tubuh dan masih banyak lagi. Tidak hanya untuk
individu namun juga terdapat protokol kesehatan yang digunakan di pelabuhan
perikanan mengacu pada Surat Edaran Dirjen PT Nomor:
B.4664/DJPT/TU.210.DJ/III/2020 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19
Di Wilayah Kerja Pelabuhan Perikanan.
Adapun langkah antisipatif
KKP untuk percepatan pemulihan ekonomi dampak covid-19 yaitu, mendata semua
hasil produksi perikanan tangkap dan budidaya, mendata semua infrastruktur
rantai dingin, rencana penguatan terhadap hasil-hasil produksi perikanan, melaksanakan
perluasan sasaran penerima manfaat program Gemarikan (tim medis dan masyarakat
terdampak) dan melaksanakan bulan bakti nelayan di pelabuhan perikanan dan
masih banyak lagi. Serta kebijakan untuk menjaga pendapatan nelayan/ABK dengan
kerangka kebijakan dalam menjaga pendapatan di era covid-19 dan usulan stimulus
sektor KP. Materi ini diakhiri dengan hasil pendataan produksi perikanan
tangkap, budidaya dan cold storage pertanggal April-Juni 2020.
Selanjutnya, materi yang
disajikan oleh bapak H.Andi Baso Mappaewa, S.Pi selaku Sekertaris HNSI Sulawesi
Selatan dimulai dari perkenalan perikanan dan kelautan Indonesia mulai dari
luas wilayah, jumlah ekspor, potensi laut dan konsumsi masyarakat. Selanjutnya
disajikan jumlah ekspor sulsel bersumber dari Balai Besar KIPM Makassar,
2019-2020 pada triwulan pertama 2019 dengan 5 komoditi terbesar yakni rumput
laut, keraginan, udang vannamei, gurita dan kerapu dengan total nilai hingga
Rp. 1,2 Triliun. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan jumlah ekspor sulsel
periode triwulan pertama 2020 ketika Indonesia terdampak Covid-19 dengan 10
komoditi terbesar dengan total nilai Rp. 1.13 Triliun sehingga dapat
disimpulkan ekspor mengalami penurunan. Selain itu terjadi “kemisikinan baru”
akibat dari beragam sektor ekonomi dan UMKM berhenti produksi dan pasar
menyusut karena daya beli. Kementrian Tenaga Kerja menyampaikan sekitar 2 juta
orang ter-PHK dan diprediksi akan mencapai 15 juta orang dari berbagai sektor.
Sehingga diperlukan yang
namanya inovasi new normal, narasumber memberikanan beberapa inovasi yakni,
consumer behavior new normal, variasi produk nilai tambah, potensi lokal/ pasar
lokal, dan core economi. Adapun berbagai cara menuju nelayan jaya yaitu,
nelayan kecil diberikan bantuan alat tangkap, alat keselamatan dan pelatihan
dasar seperti BST SKK 30/60Mil, keselamatan dilaut skala mikro untuk memenuhi
kebutuhan dan penghasilan keluarga, menjadikan produk perikanan kelautan
sebagai pilihan konsumsi dan gaya hidup untuk kesehatan. Materi ini diakhiri
dengan millennial go digital yakni 70 persen pengguna digital yaitu generasi
millennial hal ini dapat dijadikan sebagai target konsumen dan pasar yang
besar.
Materi yang disajikan selama
kajian begitu menarik bukan hanya dengan materi tulisan namun disertai dengan
gambar sebagai bentuk visual materi sehingga peserta tidak bosan, selain itu
juga peserta diberi kesempatan untuk bertanya berbagai hal terkait dengan topik
atau materi yang dirasa masih belum dipahami. Semoga kedepannya Himpunan
Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan Universitas Hasanuddin mengangkat topik yang
sedang trending seperti ini lagi, atau topik yang dibutuhkan masyarakat agar
terhindar dari hoax.
OLEH : Andi Bulqies Rhamadani