Quo Vadis Ilmu Perikanan
Kajian ilmu perikanan yang seringkali dilakukan namun terdapat pengalihdefinisian oleh beberapa pihak, maka dari itu pentingnya pemahaman mengenai bagaimana esensi dan eksistensi dari ilmu perikanan itu sendiri, sehingga pada kajian ini mengangkat tema “Quo Vadis Ilmu Perikanan”. Quo Vadis merupakan sebuah kalimat dalam bahasa latin yang terjemahannya secara harfiah berarti “Kemana akan pergi?”. Ilmu perikanan adalah disiplin ilmu yang mempelajari dan mengatur dunia perikanan.
Tak ada yang dapat mengelak dengan fakta bahwa Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki sumberdaya alam yang sangat melimpah. Sumberdaya alam yang sejak dahulu sampai sekarang tak pernah habis. Salah satu sumberdaya alam yang sangat menjanjikan adalah dalam sektor perikanan dan kelautan. Potensi sumberdaya alam di bidang perikanan sangat menjanjikan untuk dijadikan sebagai objek utama dalam meningkatkan keseimbangan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun dibalik kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, kurang dimanfaatkan atau dikelola dengan semaksimal mungkin. Seandainya saja memanfaatkan potensi yang ada, maka masyarakat pesisir seharusnya dapat sejahtera. Namun kenyataannya, kehidupan masyarakat nelayan senantiasa dilanda kemiskinan, bahkan kehidupan nelayan sering diidentikkan dengan kemiskinan. Salah satu hal yang menyebabkan masalah tersebut adalah tingkat pendidikan dari masyarakat pesisir. Hal itu terjadi karena kualitas sumber daya alam (SDM) masyarakat pesisir tentang pendidikan. Sehingga, sangat sulit melakukan perubahan mendasar (revolusi mental) terhadap pola pikir, tabiat atau pola hidup dan daya analisis. Secanggih apa pun teknologi yang diberikan, atau sebesar apa pun modal yang disediakan akan sia-sia jika SDM-nya rendah.
Ditengah-tengah usia bumi yang makin menua, kerusakan makin menjadi, kelangkaansumberdaya yang semakin nyata, maka perspekti& pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan harus dirubah. Laut tidak lagi sekedar halaman belakang namum menyimpan masa depan bagi Indonesia yang kuat dan makmur. Untuk mengatasi semua masalah-masalah yang terjadi di masyarakat pesisir, harus ada kerjasama antara masyarakat dan pemerintahan. Negara kita ini, dianguerahi karunia alam yang luar biasa termasuk megabiodiversity laut yang tidak terhingga. Sudah saatnya secara serius memikirkan cara-cara pemanfataan yang berkelanjutan agar semua potensi itu bisa didayagunakan untuk kepentingan rakyat dan dinikmati oleh anak cucu di masa yang datang.
DIKLAT PROFESI SOSIAL
EKONOMI PERIKANAN #18
Diklat Profesi merupakan
tahap akhir dalam prosesi pengaderan di lingkup KEMAPI FIKP UNHAS, setelah
prosesi AROWANA dan CME. Diklat profesi ini, merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh status keanggotaan penuh di lingkup KEMAPI FIKP UNHAS.Diklat Profesi Sosial Ekonomi
Perikanan Ang.18, dengan judul kegiatan yaitu OPTIMAL (Orientasi Pengenalan dan
Manajemen Lapangan) yang mengusung tema kegiatan “Meningkatkan Potensi Kader
yang Loyal dan Berintelektual dalam Bidang Keprofesian serta Berlembaga”.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar Mahasiswa Baru dapat memahami dan
memiliki pengetahuan dasar serta mengenal bidang kajian ilmu sosial ekonomi
perikanan.
Kegiatan ini diawali dengan kegiatan Pra Diklat yang berlangsung selama 2 hari, yaitu pada hari Sabtu, 9 Maret 2019 dan hari Minggu, 10 Maret 2019. Materi yang diberikan yaitu Pengenalan Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan oleh Dr.Ir. Andi Adri Arief; Kehimaseian oleh Agussalim Al Fath; Public Speaking oleh Abd. Wahab, S.Pi; Metode Pengambilan Data oleh Rahmatullah Arsyad, S.Pi; dan Analisis Masalah oleh Agung Raka Pratama.'
Selanjutnya, kegiatan hari H Diklat dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 15-17 Maret 2019 di Desa Pitue, Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, Indonesia. Diklat Profesi ini diikuti oleh 52 peserta. Hari ke-1 tanggal 15 Maret 2019 pukul 14.00 WITA peserta dikumpulkan dan berangkat dari kampus Universitas Hasanuddin menuju Desa Pitue yang ditempuh selama kurang lebih dua jam dengan menggunakan bus.
Hari ke-2 tanggal 16 Maret 2019, setelah sarapan bersama dan senam pagi, para peserta Diklat diarahkan untuk bergabung ke kelompok masing-masing. Selanjutnya, dilakukan pengarahan tentang apa saja yang akan diambil oleh para peserta saat di lapangan. Setiap kelompok yang ada, dibagi menjadi 3 sub, yaitu kelompok yang terfokus pada bagian budidaya, penangkapan, dan pengolahan hasil perikanan. Kegiatan pengambilan data, dimulai pada pukul 08.00 – 12.00 dan dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 - 15.15 untuk melengkapi data yang diambil. Setelah pengambilan data, peserta berkumpul bersama untuk mengolah data sebagai persiapan FGD. FGD diagendakan pada pukul 20.00 – 22.30 dan disaksikan oleh warga HIMASEI UNHAS.
Hari ke-3 tanggal 17 Maret 2019, pada pukul 02.45 WITA peserta dikumpulkan untuk melakukan kegiatan evaluasi mengenai materi yang didapatkan mulai dari kegiatan pra sampai pengolahan data. Setelah itu, dilakukan agenda Pengukuhan sebagai proses penerimaan warga baru HIMASEI.
Save Our Culture Save Our HIMASEI
Dokumentasi
Kegiatan
Pra Diklat
Foto Penerimaan Materi
Kegiatan Hari H Diklat
Foto Pengarahan tentang Pengambilan
Data
Foto Menuju Pengambilan Data
Foto Kegiatan FGD
Foto Pengukuhan
Foto Kegiatan Membersihkan
Foto Peserta Diklat 2018
Foto Bersama Setelah Pengukuhan
DIKLAT PROFESI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN #18
HIMASEI UNHAS
April 05, 2019