COASTAL MARINE EXPEDITION #18
CME (Coastal Marine Expedition) Angkatan 2018 I Kegiatan ini adalah salah satu prosesi pengaderan yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh status keanggotaan penuh di Keluarga Mahasiswa Perikanan (KEMAPI) UNHAS. CME merupakan tahap kedua yang dilaksanakan setelah pelaksanaan Arowana dan sebelum pelaksanaan Diklat Profesi, dimana pada tahap ini lebih memfokuskan pengenalan lapangan dunia perikanan terhadap mahsiswa baru yang mengikutinya.
CME ini dilaksanakan pada tanggal 14-17 Januari 2019 di Aula Gedung Baru FIKP UNHAS dan 18-20 Januari 2018 di Tambak Pendidikan Universitas Hasanuddin. CME#18 mengusung tema “Involusi Gerak Mahasiswa Menuju Perikanan Berkelanjutan”.
Pra CME dilaksanakan dengan pemberian beberapa materi dari beberapa disiplin ilmu lingkup Perikanan dan beberapa Pemahaman terkait alat-alat analisis seperti Analisis Wacana Kritis. CME dilakukan dengan dogma kebersamaan dan dogma solidaritas satu “PERIKANAN”. Hari H CME lebih memfokuskan pengenalan lapangan terhadap mahasiswa baru sehingga mereka diharapkan mampu mengetahui lingkup kerja setiap program studi yang ada di Perikanan.
Bencana alam menjadi salah satu peristiwa yang sangat ditakuti oleh seluruh mahluk hidup di muka bumi, termasuk manusia. Peristiwa gempa bumi, tsunami, angin tornado, longsor,banjir dan lain-lain mewarnai perjalanan tahun 2018 hingga 2019 kali ini. Kadang manusia berfikir bahwa bumi ini sudah semakin tua dan hampir mati. Tapi tahukah kau jika kau sendiri pun demikian, tiap hari umurmu berkurang dan suatu saat juga akan menghadapi kematian. Seluruh yang ada di muka bumi ini punya masa dan waktunya masing-masing. Manusia dan alam adalah satu kesatuan yang punya roh dan jasad yang berbeda, tapi memiliki alur hidup yang seirama. Jika diibaratkan, mereka adalah sepasang kekasih yang saling menjaga dan mengasihi. Alam pun jika diizinkan berbicara tak akan pernah ada niat melukai kekasihnya. Sesekali cobalah kita tengok alam ini sebentar dan bisikkan apa yang menjadi keluh kesahnya. Alam pun mungkin saja akan menjawab,
“berhentilah membuat pori-poriku makin lebar atau mencukur habis rambutku, dan jauhkanlah plastik-plastik kotor dan tua itu dari tempatku karena itu membuatku semakin sesak. Aku kini renta dan tua maka buatlah aku merasa dibutuhkan dan jangan abaikan aku yang mungkin sudah tak cantik lagi”. Sungguh alam kini berkeluh kesah.
Seluruh peristiwa bencana alam yang terjadi sepatutnya menjadi teguran untuk insan manusia agar senantiasa mengucap syukur dan memohon perlindungan kepada Sang Pencipta. Peristiwa gempa di Palu dan Lombok, Longsor di Brebes, Meletusnya Gunung Sinabung, Tsunami di Banten, dan kini Banjir di Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto dan Barru menjadi ujian untuk kita semua agar senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Ilahi. Untuk saudara-saudaraku yang tengah menghadapi musibah, semoga diberi ketabahan dan kekuatan untuk melewati ujian ini. Dan untuk korban banjir di Provinsi Sulawesi Selatan, ada pesan dari alam untukmu:
Jika hujan adalah sahabatku, mungkin saja ia sengaja membuatku bisa sedikit bernafasJangan pernah cemburu atau kesal padanyaTenanglah kita adalah sepasang kekasih dan tetap akan seperti ituMungkin saat ini aku marah padamu karena diabaikanTapi sekali lagi tenanglah, perlahan amarahku akan surut dan hilangDan kumohon setelah itu sesekali tengoklah aku dan obati lukaku perlahan..Semoga artikel ini dapat bermanfaat, Tia 2019.
Bencana alam menjadi salah satu peristiwa yang sangat ditakuti oleh seluruh mahluk hidup di muka bumi, termasuk manusia. Peristiwa gempa bumi, tsunami, angin tornado, longsor,banjir dan lain-lain mewarnai perjalanan tahun 2018 hingga 2019 kali ini. Kadang manusia berfikir bahwa bumi ini sudah semakin tua dan hampir mati. Tapi tahukah kau jika kau sendiri pun demikian, tiap hari umurmu berkurang dan suatu saat juga akan menghadapi kematian. Seluruh yang ada di muka bumi ini punya masa dan waktunya masing-masing. Manusia dan alam adalah satu kesatuan yang punya roh dan jasad yang berbeda, tapi memiliki alur hidup yang seirama. Jika diibaratkan, mereka adalah sepasang kekasih yang saling menjaga dan mengasihi. Alam pun jika diizinkan berbicara tak akan pernah ada niat melukai kekasihnya. Sesekali cobalah kita tengok alam ini sebentar dan bisikkan apa yang menjadi keluh kesahnya. Alam pun mungkin saja akan menjawab,
“berhentilah membuat pori-poriku makin lebar atau mencukur habis rambutku, dan jauhkanlah plastik-plastik kotor dan tua itu dari tempatku karena itu membuatku semakin sesak. Aku kini renta dan tua maka buatlah aku merasa dibutuhkan dan jangan abaikan aku yang mungkin sudah tak cantik lagi”. Sungguh alam kini berkeluh kesah.
Seluruh peristiwa bencana alam yang terjadi sepatutnya menjadi teguran untuk insan manusia agar senantiasa mengucap syukur dan memohon perlindungan kepada Sang Pencipta. Peristiwa gempa di Palu dan Lombok, Longsor di Brebes, Meletusnya Gunung Sinabung, Tsunami di Banten, dan kini Banjir di Maros, Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto dan Barru menjadi ujian untuk kita semua agar senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Ilahi. Untuk saudara-saudaraku yang tengah menghadapi musibah, semoga diberi ketabahan dan kekuatan untuk melewati ujian ini. Dan untuk korban banjir di Provinsi Sulawesi Selatan, ada pesan dari alam untukmu:
Jika hujan adalah sahabatku, mungkin saja ia sengaja membuatku bisa sedikit bernafasJangan pernah cemburu atau kesal padanyaTenanglah kita adalah sepasang kekasih dan tetap akan seperti ituMungkin saat ini aku marah padamu karena diabaikanTapi sekali lagi tenanglah, perlahan amarahku akan surut dan hilangDan kumohon setelah itu sesekali tengoklah aku dan obati lukaku perlahan..Semoga artikel ini dapat bermanfaat, Tia 2019.
ADA PESAN ALAM UNTUK KAMU
HIMASEI UNHAS
January 25, 2019