Friday, August 17, 2018
Merdeka
merupakan situasi ketika kita tidak terikat lagi dan memiliki hak sepenuhnya
dalam menjalankan kehidupan. Secara umum merdeka berkaitan erat dengan
kemerdekaan bangsa
dan negara dalam menjalankan roda pemerintahan serta lepas dan bebas dari
pengaruh bangsa lain. Untuk menjadikan
suatu negara merdeka bukanlah persoalan yang mudah bahkan negara Indonesia
harus merasakan beringasnya penjajahan selama kurang lebih 350 tahun. Suara
ledakan, tembakan dan jeritan isak tangis mewarnai hari-hari perjalanan
perjuangan bangsa ini. Bukankah bangsa ini memiliki negeri yang sejahtera, tapi
kenapa kita seolah melarat di negeri sendiri.
Sejarah perjuangan dan kemerdekaan bangsa
Indonesia 73 tahun silam merupakan hadiah dari para pahlawan Indonesia yang
telah berani berjuang di barisan terdepan untuk memperjuangkan keberadaan bumi
pertiwi dengan tekad dan jiwa nasionalis yang membara. Kemerdekaan menjadi
saksi perjuangan dan kenangan dari para pejuang yang harus tewas di medan
pertempuran. Tapi tahukah kita bahwa para pahlawan negeri ini banyak yang lahir
dari pemuda-pemuda yang memiliki jiwa patriotisme. Pemuda di zaman penjajahan
memiliki semangat perjuangan yang tinggi untuk mengusir para penjajah dari
Indonesia. Semangat mereka lahir karena adanya dorongan dan dukungan seluruh
pihak untuk bersatu mewujudkan kemerdekaan. Semua ini tidak terlepas dari jasa
para pemuda yang bahkan dituangkan melalui Kongres pemuda yaitu pada tanggal 28
Oktober 1928 di Batavia atau kini dikenal sebagai Jakarta. Tanggal tersebut
kini dimaknai dan diperingati sebagai sumpah pemuda yang berbunyi:
Pertama : Kami
Poetra Poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia
Kedua : Kami Poetra
Poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
Ketiga : Kami
Poetra Poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia
Seperti itulah bunyi sumpah pemuda yang
dikumandangkan para pemuda Indonesia pada masa memperjuangkan kemerdekaan.
Melihat sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya kaum pemuda pada masa
itu mirislah negeri Indonesia kini, karena jiwa-jiwa patriotisme yang mulai
luntur. Begitu kontras pemuda di zaman terdahulu dengan pemuda di zaman
sekarang, semua itu nampak dari sifat dan karakter nasionalis yang sudah mulai
jarang ditemukan di zaman milenial seperti sekarang ini.
Para
pemuda perlu meningkatkan sikap simpati dan empati terhadap sesama manusia agar
dapat tumbuh kepedulian dan rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Meskipun
zaman telah berbeda namun peran pemuda tetap menjadi sangat penting untuk
membangun bangsa dan negara ini. Apa bedanya pemuda zaman penjajahan dan zaman
milenial? Mereka tetap sama yaitu rakyat pribumi Indonesia hanya saja situasi
yang dihadapi berbeda. Pemuda Indonesia
tetaplah yang berjiwa patriotisme dan memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap
tanah air ibu pertiwi. Hanya saja segelintir pemuda merusak citra yang telah
disematkan tersebut sehingga membangun paradigma di kalangan masyarakat dan
pemerintah bahwa pemuda-pemuda Indonesia tidak memiliki apa-apa yang bisa
dibanggakan.
Miris
dan sangat menyayat hati ketika perjuangan pemuda Indonesia tidak begitu
dihargai, inilah salah satu penyebab mengapa ada perbedaan karakter pemuda
zaman penjajahan dan pemuda zaman milenial. Akan tetapi ini bukanlah ajang
untuk saling menyalahkan. Pemuda dan seluruh masyarakat serta pemerintah
mempunyai peran yang sama dalam memajukan bangsa ini. Pemuda yang berwawasan
dan memiliki bakat sudah menjadi kewajiban untuk menunjukkan yang terbaik demi ibu
pertiwi kita. Seperti yang pernah dikatakan Bapak Proklamator Ir. Soekarno
dalam pidatonya “Jangan tanya apa yang negara berikan padamu, namun tanyakan
apa yang bisa kamu berikan untuk negara”.
Kalimat
tersebut nyatanya dapat menjadi pertanyaan sekaligus jawaban dari permasalahan
yang dihadapi oleh bangsa ini ialah bangsa itu sendiri. Peran pemuda dan
seluruh elemen bangsa perlu dipupuk dan diperkuat dengan adanya gerakan yang seirama.
Kita terlahir di negeri yang hampir sekarat serta merayakan kemerdekaan di hari
yang sama. Bukankah tujuan seluruh bangsa Indonesia juga mesti sama. Hal inilah
yang perlu kembali direnungkan bahwa tujuan bangsa kita sudah jelas tercantum
dalam lima sila Pancasila.
Dukungan
dan kepercayaan menjadi poin penting sebagai wujud kontribusi nyata pemuda
untuk Indonesia. Pemuda yang memperoleh ilmu pengetahuan dari bangku pendidikan
sudah selayaknya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut agar dapat
diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Pemuda sebagai salah satu agen
perubahan mempunyai tugas besar dan mulia dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat Indonesia secara merata. Kekayaan bukanlah tolak ukur bangsa dikatakan
sejahtera. Namun bangsa yang sejahtera ialah bangsa yang cerdas, bermartabat
dan memiliki budi pekerti yang luhur. Ketika semua itu telah diperoleh bukan
tidak mungkin bangsa ini akan kembali menunjukkan taringnya di mata dunia.
Orang besar tidaklah selalu lahir dari keturunan orang-orang hebat namun bisa
saja lahir dari orang biasa yang punya harapan dan cita-cita yang luar biasa.
Makassar, 14 Agustus 2018
Nurlatifah Amu
Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan 2016
HIMASEI UNHAS
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.
0 comments:
Post a Comment